- Selamat Datang di Situs Blog SMANSA Community Nunukan - Media Komunikasi Informasi Alumni dan Pelajar SMA Negeri 1 Nunukan Kalimantan Timur

Senin, 09 Maret 2009

Belajar dari Pendidikan Jepang

Belajar dari Pendidikan Jepang

SMANSA Community Nunukan TEKNOLOGI, Siswi sekolah dasar Wada Junior High School di Tokyo, Jepang, menggunakan konsol game genggam Nintendo DS untuk belajar matematika. Belajar dari bangsa lain yang lebih maju tidak pernah ada salahnya.Terlebih dalam bidang pendidikan yang diyakini jadi dasar utama kemajuan sebuah bangsa. Pemikiran itu menjadi titik awal seminar ”Education in Indonesia and Japang: Future Challenges and Opportunities” yang digelar di Universitas Paramadina Jakarta pada pekan silam. Seminar itu, secara garis besar mengupas pendidikan di Jepang dan pendidikan di Indonesia dan bagaimana kedua negara, terutama Indonesia, bisa belajar dari bangsa yang sempat menjadi saudara tua kita di saat perang dunia ke dua lalu. ”Kita harus akui bahwa pendidikan kita masih kalah dengan pendidikan Jepang. Universitas mereka masuk dalam jajaran universitas top dunia. Sedang kita, masih belum ada perguruan tinggi kita yang diakui sebagai universitas bergengsi internasional. Untuk wilayah Asia, pendidikan Jepang adalah yang terbaik,” kata Wijayanto, Wakil Rektor Universitas Paramadina. Wija, panggilan Wijayanto, menambahkan, agar Indonesia bisa belajar dari Jepang, yang pertama harus diketahui adalah bagaimana kondisi pendidikan secara umum di Jepang. Dengan mengetahui kondisi dunia pendidikan di Jepang, Indonesia bisa tahu di mana kekurangan yang harus segera diperbaiki.Tidak itu saja,Indonesia juga bisa tahu potensipotensi apa yang dimiliki untuk bisa dikembangkan lebih optimal. Kondisi pendidikan Jepang pada saat ini disampaikan Toru Kikkawa Ph.D,Associate Professor Department of Human Sciences Universitas Osaka, Jepang.Toru menjelaskan, pendidikan di Jepang mengadopsi sistem pendidikan Amerika Serikat.Wajar rasanya jika Jepang mengadopsi sistem pendidikan Negeri Paman Sam ini. Sebab, semua tahu, Jepang kalah di Perang Dunia II oleh Amerika Serikat dan sekutu. Hanya,Toru menuturkan, sembari membangun kondisi perekonomian, bangsa Jepang sadar bahwa untuk membangun negeri dan mengejar ketertinggalan, pendidikan adalah kunci utamanya. ”Hal ini disadari sepenuhnya oleh bangsa Jepang. Makanya, kami membangun pendidikan kami dengan sungguh-sungguh,” katanya. Bentuk kesadaran itu tampak dari bagaimana Jepang menerapkan sistem pendidikan. Jepang menganut pendidikan 6-3-3-4 (6 tahun SD,3 tahun SMP,3 tahun SMA,4 tahun pendidikan tinggi).Dan itu mereka bangun secara sungguh-sungguh selama lebih dari 60 tahun.Jepang kini menjadi salah satu negara yang pencapaian pendidikan oleh warganya masuk menjadi yang tertinggi di dunia. Semua warganya, sebanyak 97% menyelesaikan pendidikannya hingga SMA.Tidak itu saja, sekitar 50% dari warganya lulus perguruan tinggi. Jepang menjadi negara kedua setelah Kanada (51%) yang warganya lulus perguruan tinggi. Menurut Toru, selain tingginya kesadaran akan pentingnya pendidikan, ada beberapa hal lain yang membuat Jepang menjadi salah satu negara dengan standar pencapaian yang tinggi bagi warganya. Hal pertama yang disampaikan Toru adalah aksesibilitas yang mudah bagi semua warga negaranya untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat pendidikan tinggi. Jumlah universitas yang ada di Jepang sangat banyak jika dibandingkan dengan luas wilayah negerinya. Di negeri sake itu, ada 754 perguruan tinggi yang terbagi menjadi 86 universitas nasional, 75 universitas lokal publik (pemerintah daerah), dan 593 perguruan tinggi.”Jadi,banyak sekali universitas meski di daerah-daerah yang kecil,”katanya. Toru memberikan contoh perbandingan pencapaian pendidikan tinggi, antara Okinawa (sebuah pulau kecil di Jepang) dengan Tokyo yang jadi pusat. Di Okinawa, pencapaian pendidikan tinggi tercatat sebesar 33,6%, hanya selisih tidak terlalu besar dengan Tokyo yang tercatat 58,9%. Aksesibilitas yang tinggi terhadap pendidikan tinggi yang ditandai dengan penyebaran merata universitas, dituturkan Toru, ditopang oleh keberhasilan Jepang untuk memperkecil gap antara daerah-daerah pinggiran atau desa (rural) dengan daerah– daerah urban alias perkotaan. ”Jadi untuk masuk ke perguruan tinggi dan mendapatkan pendidikan yang bagus, penduduk Jepang tidak perlu pergi ke kota-kota besar.Mereka cukup masuk ke perguruan tinggi yang ada di daerah mereka saja,”papar Toru. Toru juga menambahkan, persoalan gender juga tidak muncul terlalu dominan dalam pendidikan di Jepang. Semua perempuan mendapatkan kesempatan yang sama untuk mengenyam dan mendapatkan pendidikan setinggi yang mereka bisa.Perempuan yang mengenyam pendidikan tinggi alias sampai universitas mencapai 42,6%,sementara laki-laki 55,2%. ”Semua mendapatkan kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan. Tidak ada pembedaan, apakah itu orang yang tinggal di desa atau dia perempuan. Pendidikan itu jadi hal penting bagi bangsa Jepang,” ucapnya.(sindo/hp/mitrafm)

Tidak ada komentar:

- SMANSA Community Nunukan - Media Komunikasi Informasi Alumni dan Pelajar SMA Negeri 1 Nunukan Kalimantan Timur